Sebagai umat muslim yang sudah mendapatkan limpahan berkat, tentu kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Rasa syukur tersebut bukan hanya bisa diwujudkan melalui doa. Lebih dari itu, menyisihkan zakat juga menjadi salah satu cara mulia untuk bersyukur.
Ada beberapa jenis zakat yang wajib dibayarkan oleh umat muslim yang memiliki kemampuan. Salah satunya adalah zakat profesi. Tak perlu bingung jika selama ini kita belum pernah membayar zakat profesi. Ikuti tips ini untuk menghitung zakat profesi yang wajib kita sisihkan secara teratur :
Waktu yang Tepat untuk Membayar Zakat Profesi
Selama ini tak ada aturan resmi mengenai pembayaran zakat profesi. Ibnu Abbas, Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Mas’ud, dan Yusuf Qardhawi pun tidak mensyaratkan zakat profesi secara khusus. Tetapi zakat profesi bisa disiapkan sesaat setelah kita memperoleh tambahan harta. Kita bebas menyisihkan zakat penghasilan setiap bulan atau setiap tahun. Asalkan jumlahnya sama dengan 2,5% dari jumlah harta.
Mengapa Sebaiknya Membayar Zakat Profesi Setiap Bulan?
Para ulama menyarankan kita untuk membayar zakat profesi setiap bulan. Alasannya, agar kewajiban membayar zakat bisa ditunaikan dengan mudah. Menyisihkan zakat profesi setiap bulan tentu lebih mudah dibandingkan dengan menyisihkan setiap tahun. Sebab biasanya ada saja kebutuhan tak terduga yang muncul secara seasonal setiap tahun. Dengan demikian, penghasilan kita tetap dapat mencukupi kebutuhan hidup setelah dipotong untuk zakat profesi.
Perhitungan Zakat Dilakukan Setelah Menghitung Cicilan
Kewajiban membayar cicilan harus didahulukan dari pendapatan bulanan. Jadi, kita wajib memotong pendapatan bulanan sebelum menghitung zakat profesi. Kemudian zakat profesi dapat dihitung berdasarkan 2,5% dari harga beras dikali 524 atau 2,5% dari pendapatan bulanan yang sudah dipotong zakat profesi.
Misalnya, si A memiliki pendapatan 10 juta rupiah per bulan dengan cicilan rumah senilai 4 juta rupiah. Maka 10 juta rupiah tersebut mesti dikurangi 4 juta rupiah. Kemudian total zakat profesi per bulan bisa dihitung dari 2,5% x Rp 10.000 (harga beras yang dikonsumsi) x 524 = Rp 130.000 per bulan.
Namun karena pendapatan bersih si A adalah 6 juta (lebih besar dibandingkan batas bawah), maka 6 juta tersebut dijadikan patokan zakat penghasilan. Dengan hitungan :
2,5% x 6.000.000 = Rp 150.000 per bulan
Ternyata menghitung zakat profesi tidak sesulit yang kita bayangkan, ya. Mulai sekarang, mari menyisihkan zakat profesi secara teratur. Agar harta kita terjamin kehalalannya dan kita bisa berbagi dengan sesama kita yang lebih membutuhkan.
wahh asyikk yah kalo ud py profesi tetap gni bs zakat tiap bulan <3 apalagi itungannya kan cm 2.5% ya :D nice info ti :-*
ReplyDeleteKalau blogger gitu wajib bayar zakat profesi ga ya anne... Hehehee
DeleteSetuju, yuuuk ah berzakat. Tulisan yang inspiratif banget neh mba Asti
ReplyDeleteThank you mba lis.. Mari berzakat ^^
DeleteMakasih yaa tii udah diingetin ����
ReplyDeleteBarakallah ����
Barakallah mba Ucig, tapi kalau blogger kayak kita gini wajib juga ga sih bayar zakar profesi? Hihihii
DeleteIya ya ternyata gak sesulit yg kita bayangkan... Aku buat zakat biasanya aku serahin ke suami huhuhu pusing ngitungnya soalnya
ReplyDeleteSekalian suami yang bayar hehehe.. Iya mba mudah sekali dan kalau dihitung murah ya
DeleteSetahuku, Kak, dalil zakat profesi ini dak gitu kuat. Jadi, sebagian besar ulama berpendapat bahwa zakat profesi itu dak ada. Adanya cukup zakat harta. Dihitung kalau sudah sampai nisab dan niqob. Tahunan. Begitu.
ReplyDeleteOh begitu ya.. Zakat harta itu zakat mall kan ya.. Tapi kalai aku sama suami memang bayar zakat profesi hehehe.. Duh, kurang paham nih aku. But anyway thank you ya penjelasannya
Deletemakasih nih sharingnya
ReplyDeleteSama sama mba tira
Deletebermnafaat banget mba tulisannya..saya ga kerja tetap sih..sesekali aja dr nulis. tp tiap bulan insyaallah harus keluarin untuk yg berhak :)
ReplyDeleteJadi blogger kaya kita ini wajib juga bayar zakat profesi ya mba? Yang dikeluarkan setiap bulan oleh mba kania itu sedekah atau zakat profesi mba?
DeleteKalau zakat itu memang sebaiknya lebih ya dari pada kurang
ReplyDeleteIya mba, dilebihkan atau dibulatkan ke atas ^^
Deletetrimakasih mbak tipsnya. makasih juga sudah diingetin. :D
ReplyDeleteSama sama mba muthi :D
Deletebenrr banget kak berzakat dari hsl kerj keras kita juga phalanya besar dan gak akan merugi justru malah rejeki lancar 😊
ReplyDeleteAmin. Betul :))
DeleteDuh kece bener dah beauty blogger satu ini, selain ngomongin beauty ternyata juga ngomongin kewajiban dalam beagama, makin kagum. Subhanallah, Mbak. Semoga berkah.
ReplyDeleteSubhanallah mba Agnesiarezita, syukran ^^ semoga berkah. Amin
Delete